Minggu, 31 Mei 2009

Mendampingi Kelompok, Kelompok Dampingan

    Bantuan dari pemerintah untuk masyarakatnya,  dalam beberapa tahun terakhir ini memang diyakini sangat banyak. Dan bantuan ini  diberikan  dalam berbagai  bidang seperti: Pertanian, perikanan dan  kelautan, peternakan, kesehatan  dan lain sebagainya,  melalui program atau proyek seperti: PPK - PNPM, P2KP,  BLT dan lainnya.  Semua bantuan yang diberikan ini, bertujuan agar masyarakat mampu bangkit dari kemiskinannya dan menjadi mandiri. Bantuan ini disalurkan baik secara perorangan maupun secara berkelompok. Tapi yang terjadi pada umumnya, dalam bentuk kelompok. 

    Pembentukkan kelompok ditengah-tengah masyarakat,  agar kelompok masyarakat dapat bekerjasama dan bekerja secara bersama-sama. Dengan demikian,  kelompok dapat mandiri dan keluar dari keterpurukan kondisi mereka, secara bersama. Pembentukkan kelompok dan pendampingan kelompok, pada umumnya terjadi jika ada sebuah proyek atau program yang digulirkan, baik oleh pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Pada saat sebuah proyek itu hadir,  seorang fasilitator yang telah ditunjuk, mulai turun ke daerah sasaran proyek dan mulai melakukan pendekatan dengan pemerintah dan masyarakat. Pendekatan ini dinamakan sosialisasi informal.  Setelah itu dilakukan sosialisasi formal.

Selepas Sosialisasi formal, dilakukan pembentukkan kelompok sasaran atau penerima manfaat dari sebuah proyek yang dimaksud. Setelah itu, dilakukan program pendampingan kelompok dalam bentuk pelatihan-pelatihan dan sebagainya. Kegiatan pendampingan kelompok yang dilakukan, diharapkan kelompok menjadi kuat dan pada akhirnya bisa mandiri. Dengan semakin kuatnya kelompok, menjadikan kelompok tidak bergantung lagi pada seorang fasilitator/pendamping.

Kenyataan yang terjadi dilapangan adalah bahwa pada saat adanya proyek, pembentukkan dan pendampingan kelompok,  intensif dilakukan oleh para fasilitator/pendamping. Tujuannya sudah jelas: proyek sudah disalurkan dan dapat berjalan. Namun penguatan kelompok yang mengarah pada kemandirian masih jauh dari harapan, sehingga kelompok masih bergantung pada para fasilitator ini. Ketergantungan kelompok terhadap fasilitator ini masih begitu kuat tetapi sang fasilitator menghilang entah kemana. Menghilangnya sang fasilitator diakibatkan oleh proyek yang sudah tidak ada lagi. Pada akhirnya, kelompok pun bubar. "Ada proyek, ada kelompok, Habis proyek,habis kelompok".

Dengan adanya proyek maka ada kelompok dan habis proyek, bubarlah kelompok, menimbulkan preseden yang buruk ditengah masyarakat. Orientasi masyarakat lebih kepada bantuan dan proyek. Sebaiknya, sebuah proyek yang ideal harus dipikirkan sampai pada penguatan kelompok, supaya kelompok masyarakat benar -benar menjadi mandiri.

Salamm

Read more...

Minggu, 17 Mei 2009

POHON MANGROVE BERDAUN KANTONG KRESEK

Pohon Mangrove, harusnya berdaun hijau atau berdaun mangrove juga, tetapi  mangrove  yang  ditemukan oleh sejumlah nelayan,  memiliki  perbedaan yang sangat khas, dimana pohon mangrove ini berdaun kantong plastik/kresek. Sehingga mereka menyebutnya sebagai mangrove plastik. Pohon Mangrove ini ditemukan di Pantai Molas, belakang Nusantara Diving Centre.

Menurut para nelayan,  pohon mangrove ini berubah daunnya, akibat sampah-sampah plastik yang dibuang oleh masyarakat ke sungai, ke got/parit dibawa air kemudian  bermuara ke laut. Disamping itu, para penumpang kapal juga membuang sampah-sampah mereka ke laut. Pola pikir masyarakat kita terhadap pembuangan dan  pengelolaan sampah masih sangat minim; ungkap Pak Arter, nelayan desa Molas.
Disamping itu pula, reklamasi pantai yang terjadi dari pantai Malalayang hingga pantai Molas, sudah merusak terumbu karang dan merusak bentang pantai yang sesungguhnya. Hal ini mengakibatkan perputaran arah arus laut pun berubah-ubah. Perubahan arus laut ini mengakibatkan sampah-sampah bertumpukkan di pantai Manado dan sekitarnya; Ungkapnya.
tapi ini harus dilakukan penelitian yang cermat dari pakar biologi kelautan tentang hal ini; tambahnya. Sampah - sampah plastik yang bertumpukkan di akar-akar mangrove menyebabkan pohon mangrove ini tidak bisa bernapas dan perlahan tapi pasti, pohon ini akan mati. Saatnya kita peduli terhadap lingkungan laut(costal and ocean).

Read more...

Selasa, 12 Mei 2009

Sekenanya Saja.

Konferensi Kelautan Dunia (World Ocean Conference/WOC) yang mengusung tema "Climate Change Impacts to Ocean and The Role of Ocean to Climate Change" berlangsung di Manado, Sulawesi Utara, 11-14 Mei 2009, dan dilanjutkan dengan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit pada tanggal 15 Mei 2009. Diadakannya CTI,  ditujukan untuk melindungi terumbu karang, sumber daya perikanan yang berkelanjutan, dan ketahanan pangan.
Gagasan yang dicetuskan oleh pemerintah ini, harus diacungkan jempol oleh kita semua. Bahwa ajang yang bertaraf international itu, bisa diadakan di Daerah Sulawesi Utara dan berlangsung sukses. Bahwa dengan adanya kegiatan ini, infrastruktur seperti jalan raya dan jembatan diperbaiki dan diperhatikan oleh pemerintah.
Sementara itu, pembangunan di Manado seperti Reklamasi pantai terus dikembangkan  dan pembangunan ini jelas  merusak terumbu karang dan biota-biota laut lainnya. Walau pun deklarasi perlindungan terhadap terumbu karang sudah ditanda tangani oleh lima kepala negara dalam CTI Summit, tetapi tidak menutup kemungkinan, pengrusakkan dan penggerusan terhadap coral tidak akan pernah berhenti. Salammmmmmmm 

 

Read more...

Jumat, 01 Mei 2009

Menghijaukan Laut

Sekarang ini, lagi gencar-gencarnya isu seputar "pemanasan global/globalwarming". Dan kiat-kiat untuk menangkalnya. Namun yang keliahatan adalah cuma bicara saja di hotel-hotel dengan ruangan ber-AC, tanpa ada action yang nyata. Atau ada juga yang melakukan tetapi sekedar 'proyek'. Dan ada yang memang tulus melakukan.

Terlepas dari semua itu, kami dari LPTP Manado, dalam rangka mendukung WOC dan mengantisipasi pemanasan global, kami merasa terpanggil untuk peduli terhadap lingkungan, dengan melakukan kegiatan nyata dilapangan yaitu: penanaman mangrove sebanyak 20.000 bibit di tiga lokasi, yakni Lokasi Pantai Molas (NDC : Nusantara Diving Center), Desa Bahowo, dan Desa Darunu, bekerjasama dengan Danone Aqua. Dua lokasi masuk dalam wilayah Manado (NDC dan Bahowo) dan satu lokasi masuk dalam wilayah Minut (Darunu).

Kegiatan penanaman mangrove ini, bertemakan 'MANGROVE PARK'. Tanggal 12 Mey 2009, menjadi puncak acara kegiatan ini, yang bertempat di NDC. Pada Saat ini, CSR Director Danone Perancis, akan hadir dan melakukan penanaman secara simbolis bersama pejabat  dan masyarakat di daerah ini. Ini secara tegas dan jelas bahwa aqua juga peduli terhadap lingkungan.Di samping para pejabat dan masyarakat, kegiatan ini juga melibatkan para Mahasiswa khususnya Mahasiswa Pecinta Alam dari Uniersitas Sam Ratulangi Manado. Manfaat dari hutan mangrove adalah: tempat bersarang burung-burung dan tempat bertelurnya ikan-ikan. Pohon-pohon mangrove yang bertumbuh dan menjadi hutan mangrove bisa meredam pemanasan global. Mari kita dukung program ini dan sama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan.

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP