Rabu, 25 Maret 2009

AD CAPTANDUM VULGUS

        Istilah dalam Bahasa Latin, Ad Captandum Vugus artinya: mengambil/mencari perhatian rakyat (Politikus yang berjanji muluk-muluk terhadap rakyatnya). Kampanye pemilu saat ini diwarnai dengan janji-janji, baik dari partai politik maupun para caleg. Apakah janji itu ditepati atau tidak, yang penting sudah berjanji. Namun kenyataan yang terjadi dan selalu berulang bahwa janji yang diucapkan tidak pernah ditepati.
           Ada saja cara yang ditempuh para caleg untuk menarik perhatian warga pemilih. Ada yang datang ke rumah-rumah warga ( door to door ) untuk bersilahturahmi dan memberikan janji/bualan, akan memberikan beras/ uang jika sudah terpilih menjadi anggota dewan. Karena itu warga diminta untuk memilih dirinya supaya kalau sudah "jadi",  akan diberikan beras/uang setiap bulan gaji. Warga pun bertanya kepada caleg ini  " kenapa tidak diberikan sekarang?" dengan kalem sang caleg menjawab " so abis doi".
           Ada juga seorang caleg yang melakukan pendekatan dengan pemuda-pemuda kampung. Agar lebih lancar melakukan pendekatan, sang caleg mulai memborong minuman keras ( cap tikus) dan mulai "bagate" dengan anak-anak muda. Dalam acara kumpul dan minum sama anak-anak muda ini, sang caleg sudah mulai mabuk dan bicara sudah tidak keruan.  Saya ini caleg yang bermasyarakat. Tidak ada caleg lain seperti saya yang bisa gaul dengan kalian. Pilihlah saya supaya setiap malam minggu kita bisa "bagate" sama-sama.
            Diatas adalah kisah caleg yang melakukan apa saja untuk mengumbar janji/bualan mereka. Saatnya  Rakyat memilih dengan hati nurani bukan dengan janji atau beras maupun uang. Selamat berkampanye.....................................................................  

Read more...

Kamis, 19 Maret 2009

ENGLISH SONGS

Om Ungke, salah satu warga desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.Sehari-hari bekerja sebagai nelayan tradisional. Setiap pulang dari melaut, beliau selalu mendengar musik/lagu dari CD Player yang dibeli oleh anaknya. Dan lagu kesukaan Om Ungke adalah lagu barat alias english Song.

Kalau Sudah mendengar lagu barat, biasanya terhanyut dan beliau biasa memutar volumenya sekeras mungkin; maklum telinganya sedikit halo-halo alias 'pongoh' istilah orang Manado. Kalau sudah mendengar musik/lagu barat ini, para tetangga sudah mulai marah-marah.Tetapi mereka tidak menyampaikan hal ini pada Om Ungke.

Suatu kali, karena sudah tidak bisa menahan kemarahan mereka, para tetangga Om Ungke langsung mendatangi dan menegur dia agar tidak usah mendegar lagu barat.Mendengar teguran dari tetangganya, Om Ungke langsung marah dan berkat dengan logatnya yang khas " Keode, so nya mengerti lei, so nembole dengar"

Read more...

Rabu, 04 Maret 2009

GOOGLE TAHU AJA

Mencari sesuatu sekarang di Internet, dengan menggunakan google search, memang begitu mudah. Pokoknya, apa yang ada dipikiran, begitu diketik dan Search, langsung keluar. Mulai dari peraturan, proposal proyek, proposal penelitian dan sebagainya, semua ada di google search.

Seorang teman saya bernama Seno, baru mulai mengenal dunia komputer dan internet.Mengetik masih menggunakan sebelas jari bukan sepuluh jari, apalagi bahasa Inggris.Istilah Orang Manado, masih patah-patah alias buka kamus.

Dari kekurangtahuan ini, Seno berusaha tetap belajar internet.Pagi itu,Seno datang lebih awal ke kantor dan mulai menghidupkan komputer dan internet.Begitu masuk ke websitenya google,dia langsung mengetik 'xxxxx'yang keluar ternyata situs porno.'wah' Betapa senangnya dia, karena google pun bisa membaca otaknya yang memang selalu ngeressssss.

Read more...

Minggu, 01 Maret 2009

VOX POPULI, VOX DIABOLI

Suara rakyat pada hakekatnya adalah suara Tuhan. Atau yang selalu dibahasakan oleh para politisi adalah Vox populi, Vox Dei. Tapi menjadi pertanyaan untuk saya secara pribadi, dan mungkin juga anda yang sempat membaca tulisan ini, kenapa menjadi Vox Populi, Vox Diaboli?

Calon Legislatif yang begitu banyak, dalam pemilu kali ini dan diterimanya suara terbanyak oleh Mahkamah Konstitusi, menimbulkan persaingan antar caleg, baik caleg dari dalam partai sendiri maupun dengan caleg yang berasal dari partai lain. Persaingan ini bisa memunculkan persaingan yang tidak sehat. Politik uang ( money politic) sudah pasti  muncul ditengah krisis keuangan saat ini. Dengan demikian, sudah pasti tidak bisa mendorong demokrasi karena demokrasi saat ini 'Talking Demokration only  not working demokration'

Harga-harga sembako, semakin melambung tinggi walau harga BBM sudah diturunkan, sedangkan harga komoditas pertanian seperti kelapa (kopra) tidak juga membaik harganya. Sekitar Rp.3.300 sampai Rp.3.500/kg. Yang pasti kehidupan para petani pun tetap tak menentu untuk memperbaiki ekonomi rumah tangga. Pada hal, mereka adalah pekerja keras termasuk nelayan dan kaum buruh. Untuk mereka yang berprofesi sebagai PNS ( Pegawai Negeri Sipil), akan melonjak kegirangan karena pada bulan juli ini, gaji mereka akan dinaikkan sebesar 20%. Itulah janji salah satu capres. Tujuannya, sudah pasti mendapat dongkrakan suara dalam pilpres mendatang.  Apakah ini tidak termasuk dalam politik uang? Anda yang menetukan sendiri. Tapi yang jelas untuk pemilu kali ini, Vox populi, Vox Diaboli "Suara Rakyat adalah Suara Setan" karena bisa dibeli dengan uang. 

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP