Rabu, 21 Januari 2009

Sebuah Ilustrasi

Pernah ada anak lelaki dengan watak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang dipagar. Pada minggu – minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri dari pada memaku dipagar. Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya.

Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari bila dia berhasil menahan diri/bersabar. Hari – hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar.

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: : “ Anakku, kamu sudah berlaku baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada dipagar.” Pagar ini tidak akan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar.

Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.

Kawan – kawan adalah perhiasan yang langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman – temanmu betapa kau menyukai mereka.

Kirim surat ini kepada mereka yang kau anggap teman. Walaupun berarti kau mengembalikannya kepada yang mengirimnya kepada-Mu. Bila pesan ini kembali padamu, itu berarti bahwa kau mempunyai lingkaran teman.

“ Keindahan persahabatan adalah bahwa kamu tahu kepada siapa kamu dapat mempercayakan rahasia.”


Read more...

Mobil Di Surga

Pak Haji meninggal dua hari yang lalu dan hari ini ia diterima Gabriel sebagai seorang malaikat penjaga gerbang surga. Sang malaikat Berkata : “Pak Haji, jalan ke surga masih jauh, ini saya kasih *Suzuki Carry* supaya nggak capek jalan kesananya dan kendaraan ini buat Pak Haji yang dapat digunakan selamanya di surga nanti”. Pak Haji : “Wah, terima kasih sekali!” sambil tersenyum. Pak Haji dengan senangnya mengendarai Suzuki Carry dari pemberian si malaikat tadi. 
Beberapa saat kemudian, secara tiba-tiba ada sebuah *Toyota Corolla* melaju dari belakang dan menyalip 
Suzuki Carry yang dikendarai Pak Haji. Wuussshhh… Pak Haji secara sekilas sempat lihat pengendara Toyota Corolla tadi..ternyata *seorang pastor!* Pak Haji agak jengkel dan gak terima… masa ia cuma dikasih Suzuki Carry. Akhirnya ia balik arah hendak menemui si malaikat lagi. Begitu sampai Pak Haji langsung berkata : “Ini tidak adil, masa si pastor bisa dapat Toyota Corolla sedang saya cuma Suzuki Carry?” Sang malaikat berkata dengan kalem : *”Begini Pak Haji..bapak kan hidupnya di dunia sudah enak..bisa kawin, **bisa punya istri empat lagi…. *sedangkan seorang pastor kan hidup selibat dan harus mengatasi keinginan duniawi. * Jadi mengertilah. ……..kini saatnya si pastor tadi mendapat imbalan.” Pak Haji berpikir sejenak dan mengangguk: “Oya..ya..benar juga. Oke lah saya nggak apa-apa pakai Suzuki Carry….. yang penting bisa sampai ke surga.” Dengan gembira Pak Haji mengendarai Suzuki Carrynya lagi dan meluncur dengan santai. Tetapi tanpa disangka-sangka ada kendaraan lain lagi yang melaju kencang dan langsung menyalip Pak Haji. Kali ini *Mercedes SL-500* open kap dan pengendaranya adalah seorang pemuda berambut gondrong dan ngebut. Rambutnya berkibar tertiup angin saking kencangnya Mercedes tersebut. Kali ini pak Haji geram dan berkata dalam hati : “Huh! Kalau tadi pastor dengan Corolla, bisa saya terima. Tapi kali ini pemuda berambut gondrong dengan Mercy SL-500?….. .. itu keterlaluan! !!” Dengan cepat Pak Haji berbalik menemui si malaikat lagi. Setelah sampai, ia langsung lompat dari mobil dan marah-marah : “Ini sudah keterlaluan, masa seorang pemuda gondrong dan ngebut bisa dapat Mercy.. open kap lagi!???”. Si malaikat tampak ketakutan dan terus celingak-celinguk, * akhirnya ia berbisik ke Pak Haji : “SSSTTTTTTTTTTTTT. …Pak Haji *!!!!!!! * kalau yang itu mah juragan besar saya, yang punya surga……. … namanya : JESUS….. Ceritra oleh Hans Halan...

Read more...

Selasa, 20 Januari 2009

JICA Kunjungi Talawaan Atas

Pemerintah dan Masyarakat Desa Talawaan Atas, pada hari Rabu 14 January 2009, terlihat lebih sibuk dari biasanya, karena ada kunjungan dari Tim Japan International Cooperation Agency (JICA). Kesibukkan pemerintah sudah terlihat sejak hari senin, dimulai dengan membersihkan kantor hukum tua karena kantor masih dalam tahap pembangunan sehingga harus dibersihkan, menyampaikan pengumuman melalui pengeras suara dengan tujuan mengundang masyarakat untuk hadir dan bertatap muka dengan tim dari JICA. Inilah kesibukkan sebagai persiapan untuk  menyambut tamu oleh pemerintah dengan masyarakat dibantu oleh petugas lapangan dari lptp Manado.

Kunjungan tim JICA ke  Desa Talawaan Atas, disamping bertatap muka langsung dengan masyarakat desa, mereka juga mau mendengar masukkan dari pemerintah dan masyarakat soal air bersih. Karena berdasarkan PRA (Participatori Rural Apprisal) yang dibuat oleh LPTP Manado, ditemukan bahwa Desa Talawaan Atas kekurangan air bersih. Dimana, sarana dan prasarana tidak memadai dalam hal ini bak penampung dan penyalur yang berada di lokasi gunung piring sudah rusak. Pipa -pipa juga sudah bocor dan rusak membuat debit air turun sehingga suplay air ke kampung berkurang. Dan PRA ini sudah dipaparkan di Majene, Sulawesi barat oleh Pak Rico dan Pak Angky.
Berdasarkan temuan dan pemaparan di Majene, pihak JICA mau membantu masyarakat desa Talawaan Atas. Dalam hal perbaikan Sarana dan Prasarana. Pada kesempatan ini juga dilakukan pelantikkan terhadap 12 orang masyarakat sebagai Tim Monitoring. Yang melantik tim monitoring ini adalah Bapak Hj. Azhar Karateng dari Makasar.
Maksud dibentuknya Tim Monitoring ini adalah agar mereka bisa memonitor dan mengevaluasi setiap pembangunan yang ada di Desa dan memberikan masukkan kepada Badan Perwakilan Desa (BPD) dan juga Hukum Tua. Tim monitoring ini fungsinya bukan sebagai hakim tetapi hanya sekedar  memberikan masukkan untuk membangun desa. Dan mereka yang duduk dalam tim monitoring ini dipilih langsung oleh masyarakat.
Kami masyarakat dan Pemerintah desa sangat berterima kasih kepada JICA apabila perbaikan sarana dan prasarana ini segera terealisasi, Ungkap  Romel Kaongang sebagai Hukum Tua Desa Talawaan Atas. 

Read more...

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP