Minggu, 01 Maret 2009

VOX POPULI, VOX DIABOLI

Suara rakyat pada hakekatnya adalah suara Tuhan. Atau yang selalu dibahasakan oleh para politisi adalah Vox populi, Vox Dei. Tapi menjadi pertanyaan untuk saya secara pribadi, dan mungkin juga anda yang sempat membaca tulisan ini, kenapa menjadi Vox Populi, Vox Diaboli?

Calon Legislatif yang begitu banyak, dalam pemilu kali ini dan diterimanya suara terbanyak oleh Mahkamah Konstitusi, menimbulkan persaingan antar caleg, baik caleg dari dalam partai sendiri maupun dengan caleg yang berasal dari partai lain. Persaingan ini bisa memunculkan persaingan yang tidak sehat. Politik uang ( money politic) sudah pasti  muncul ditengah krisis keuangan saat ini. Dengan demikian, sudah pasti tidak bisa mendorong demokrasi karena demokrasi saat ini 'Talking Demokration only  not working demokration'

Harga-harga sembako, semakin melambung tinggi walau harga BBM sudah diturunkan, sedangkan harga komoditas pertanian seperti kelapa (kopra) tidak juga membaik harganya. Sekitar Rp.3.300 sampai Rp.3.500/kg. Yang pasti kehidupan para petani pun tetap tak menentu untuk memperbaiki ekonomi rumah tangga. Pada hal, mereka adalah pekerja keras termasuk nelayan dan kaum buruh. Untuk mereka yang berprofesi sebagai PNS ( Pegawai Negeri Sipil), akan melonjak kegirangan karena pada bulan juli ini, gaji mereka akan dinaikkan sebesar 20%. Itulah janji salah satu capres. Tujuannya, sudah pasti mendapat dongkrakan suara dalam pilpres mendatang.  Apakah ini tidak termasuk dalam politik uang? Anda yang menetukan sendiri. Tapi yang jelas untuk pemilu kali ini, Vox populi, Vox Diaboli "Suara Rakyat adalah Suara Setan" karena bisa dibeli dengan uang. 

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP