Rabu, 24 Februari 2010

Selamatkan Laut, Selamatkan Masa Depan : Kelompok Nelayan Tanam dan Pelihara 20.000 pohon Mangrove


Kelompok Nelayan Bahari Desa Darunu, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dan Kelompok Berkat Usaha Baru di Bahowo, Kelurahan Tongkeina Kecamatan Bunaken, Kota Manado adalah dua contoh nyata keberhasilan dalam budidaya mangrove. Bahowo berjarak sekitar +30 menit dan Darunu 60 Menit dari pusat kota Manado. Kedua kelompok ini sebagian besar anggotanya adalah kaum perempuan.
Budidaya mangrove merupakan hal baru bagi kedua kelompok ini. Memang di dua lokasi ini banyak juga populasi mangrove yang tumbuh sendiri. Namun kondisinya sejak awal 1990-an sudah rusak akibat dikonversi menjadi tambak/empang. Juga, ditebang untuk dijadikan kayu bakar untuk pembakaran karang menjadi kapur maupun dijual ke Manado. Masyarakat pada waktu itu belum sadar akan manfaat mangrove.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan WOC (World Ocean Conference) pada tanggal 12 Mei 2009 yang lalu, atas kerjasama PT. Tirta Investama (AQUA) dan Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Manado dilakukan penanaman mangrove di dua lokasi ini untuk pengembangan Mangrove Park.
Di Desa Darunu telah ditanam sebanyak 8.000 bibit pohon mangrove dan di Bahowo ditanam sebanyak 9.000 pohon. Bibit mangrove yang ditanam di kedua lokasi ini adalah jenis Rhizophora stylosa yang didatangkan dari Desa Kima Bajo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. Dalam perkembangan beberapa bulan selanjutnya ternyata banyak yang mati akibat ketidaksesuaian dengan kondisi substrat dan salinitas di perairan setempat.
Menurut Ibu Nospin Badoa dari Desa Darunu dan Ibu Meiske Tahulending dari Bahowo, kegagalan ini tidak membuat kelompok menjadi apatis namun malah merasa tertantang untuk menemukan penyebab dan solusinya. Atas dasar kepedulian terhadap lingkungan, maka kami anggota kelompok berinisatif melakukan penanaman kembali secara swadaya. Bibit yang ditanam kali ini berasal dari bibit mangrove jenis setempat yang dikumpulkan oleh para anggota kelompok.
Usaha ini ternyata berhasil, dimana sejumlah 12.435 bibit pohon mangrove yang ditanam di pantai Desa Darunu dan 14.350 pohon mangrove di pantai Bahowo Kelurahan Tongkeina telah bertumbuh dengan baik. Demikian tutur kedua ibu tersebut.
Disini, kelompok tidak hanya menanam dan menanam tetapi juga menjaga dan merawat. dengan melakukan monitoring secara rutin. Berdasarkan hasil beberapa kali monitoring dan evaluasi, kelompok menyimpulkan bahwa penanaman bisa berhasil apabila menanam bibit yang masih dalam bentuk propagul. Propagul adalah organ regenerasi jenis Rhizophora yang merupakan gabungan dari buah Rhizophora dan kecambahnya (baca: hipokotil). Hipokotil berfungsi sebagai cadangan makanan bagi buah mangrove ini yang telah ke luar dari buahnya. Propagul yang ditanam semuanya hidup, ungkap Ibu Nospin menjelaskan dengan bahasa yang lebih sederhana. .
Usaha lain yang dilakukan Kelompok Bahari desa Darunu, untuk mendukung program pelestarian mangrove ini adalah penghimpunan dana (fundraising). Di samping iuran anggota, kelompok juga melakukan usaha pembibitan mangrove yang dijual ke pelaksana PNPM Lingkungan. Kelompok ini juga melakukan pembibitan pohon kemiri yang dijual ke pemerintah desa untuk penghijauan di lokasi sekitar mata air dan daerah tangkapan air yang ada di Darunu..
Kelompok Nelayan Bahari Desa Darunu dan Kelompok Berkat Usaha Baru Bahowo Kelurahan Tongkeina merupakan kelompok baru tetapi telah bertekad untuk terus belajar dan berkembang. Dan mengharapkan dukungan pemerintah daerah, pihak swasta, LSM, dan juga kelompok – kelompok yang sudah maju dan mandiri di Sulawesi Utara. ”Kelompok kami masih membutuhkan dukungan seperti pelatihan, exchange study dan sebagainya” tutur kedua ibu ini. Insiatif dan keuletan dari kelompok di kedua lokasi ini harus menjadi pemicu kita semua untuk menjaga alam sekitar.

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP