Kalau tidak biasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hasilnya bisa berabe. Seperti yang dialami oleh Om Ape, nelayan yang berasal dari salah satu desa di Kecamatan Wori. Sebagai masyarakat nelayan yang tinggal di pedesaan, setiap hari Om Ape selalu menggunakan bahasa daerahnya, bahasa Siau. Kalau ada tamu atau Om Ape ke Manado, dia menggunakan bahasa melayu Manado.
Menjalani kehidupan sebagai nelayan tradisional, memang agak berat menurut pandangan Om Ape. Ikan - ikan semakin hari semakin berkurang dan kalaupun ada, jaraknya sangat jauh. Dengan mengandalkan perahu kecil dan dayung kayu, niscaya tidak akan pernah mendapatkan hasil sesuai dengan kehendaknya.
Menghadapi persoalan ini, Om Ape lalu mulai banting stir. Dengan keahlian tukang kayu, yang pernah beliau dapati semasa muda, Om Ape dan teman-teman se -desanya nekad berangkat ke Kalimantan. Informasi yang di peroleh Om Ape dan teman-teman, di Kalimantan sedang dibangun sarana rumah ibadat dan memerlukan tenaga kasar yang cukup besar. Mendapatkan informasi yang belum terlalu jelas ini, Om Ape dan rombongannya, langsung tembus ke pulau Borneo itu.
Sudah seminggu, Om Ape dan rekan-rekannya berada di pulau ini dan sudah bekerja sebagai tukang bangunan. Pagi itu, salah satu warga, berkunjung ke basecamp, tempat Om Ape dan rekan-rekan menginap. Warga yang baik hati ini, menawarkan sayur terung kepada Om Ape. " Om, kalau suka makan sayur terung, langsung petik saja di kebun sana". Ungkap warga ini, sekaligus menunjuk kebun tersebut. Dengan senang hati, Om ape menyambut tawaran sang warga, dan segera ke kebun tersebut.
Di dalam kebun ini, Om Ape kebingungan. Dia sudah mengitari kebun dan mencari terung tapi tidak melihat sayur yang namanya terung ini. Sudah 20 menit, Om Ape hanya berdiri menatap kebun dan sayuran yang ada didalamnya. Melihat Om Ape kebingungan, warga tadi datang dan langsung memetik buah terung yang ada didekat om Ape. Rasa marah, malu bercampur dalam kepala om Ape. Dengan dialeknya yang khas, om Ape berujar: Keodeeee....Poki-poki kua mo bilang terung.
0 komentar:
Posting Komentar