REQUIESCAT IN PACE, SIAN MARE
Awal Tahun 2006,program microfinance masuk di Desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.Banyak masyarakat yang tertarik, kemudian bergabung dalam program ini, termasuk Bapak Sian Mare. Pekerjaan bapak Sian Mare waktu itu adalah KKO (Kelao,Kedara Ore) alias nelayan, petani, tukang dan sebagainya. Intinya waktu itu,pekerjaannya serabutan yang penting, asap dapur mengepul.
Begitu mendengar microfinance saat sosialisasi, beliau langsung bergabung dan mengajukan pinjaman alat, dalam bentuk mesin kompresor.Mesin kompresor ini,digunakan sebagai alat untuk menyelam. Dengan pengetahuan yang minim, beliau rela belajar pada kenalannya yang berada di Desa Bangka, Kecamatan Likupang.
Walau resikonya sangat tinggi, bapak Sian nekad mengambil alat kompresor ini.Teknik -teknik dasar untuk menyelam dengan kompresor sudah dipelajari dan teknik untuk mengatasi depresi sudah diketahui dengan pasti. Udara dalam tabung kompresor mengandung nitrogen yang sangat tinggi, sekitar 70 % dan 30 % adalah oksigen, sehabis menyelam, Pak Sian langsung minum kopi dingin untuk menetralisir kerongkongan.Semuanya sudah diketahui dengan pasti.
Hasil dari pekerjaan ini dirasa cukup tinggi, sehingga teman - temannya tertarik untuk mengikuti jejaknya dengan membeli alat kompresor ini.
Sebagai nelayan, penampilannya sederhana dan mudah bergaul dengan semua orang. Disaat kebanyakkan orang beriorientasi pada uang dalam pertemanan, bapak Sian Mare malah sebaliknya. Uang itu nomor sekian, yang penting adalah menjalin pertemanan yang baik dengan semua orang. Kita harus berbuat baik dengan orang lain, ungkapnya.
Tanggal 23 Juni 2009, Bapak Sian bersama 2 rekannya melaut.Dengan menggunakan alat kompresor sebagai penyalur udara, bapak Sian memanah ikan. Hasil tangkapan ikan ini, akan diberikan kepada saudaranya yang hendak menikah di Desa Palaes,Kecamatan Likupang. Karena keashikkan mendapatkan banyak ikan, beliau mendapatkan depresi. Sekujur tubuhnya terasa kram dan kaku.Kedua rekannya segera membawanya ke pantai dan menggendong ke rumahnya. Pengobatan yang diberikan oleh keluarga tidak dapat menyelamatkan nyawa Bapak Sian Mare. Orang yang sederhana, murah senyum dan mudah bergaul itu,telah pergi untuk selamanya. Meninggalkan duka yang dalam bagi istri,anak dan orang tua serta kerabatnya. Selamat Jalan Kawan, Istirahatlah dalam damai,Requiescat In Pace.