SIAPKAH KITA DI PEMILU 2009
BEDA KATA, SAMA MAKNA
Pemilihan Umum tinggal menghitung hari. Sudah siapkah kita menghadapi pesta demokrasi ini?? Siap dalam arti tahu dan mengerti dengan tatacara pencontrengan, tahu dengan pilihan hati nuraninya(calon) dan siap juga untuk melakukan pencontrengan pada saat pemilu. Dan untuk para calon legislatif, DPD serta calon presiden. Sudah siapkah anda dengan pemilu kali ini. Siap dalam arti siap menang dan siap juga untuk kalah. Jangan cuma suka menang tetapi tidak terima kalau kalah dan akhirnya melakukan tindakan yang anarkis.
Sepanjang jalan, terlihat baliho para caleg dengan berbagai ukuran, ada yg kecil dan ada pula yang dalam ukuran besar. Juga disertai dengan motto/slogan yang intinya menarik minat pemilih untuk memilih mereka. "Berjuang Untuk Rakyat"; " Berkarya untuk Rakyat" dan sebagainya. Inilah sebagian motto dari para caleg. Kata-katanya berbeda tetapi tidak merubah maknanya sama sekali. Masyarakat juga harus jeli memilih calon yang dipilihnya. Jangan cuma melihat ketampanan atau kecantikkan calon yang terpampang dibaliho tetapi juga ketampanan dan kecantikkan hati mereka.
APAKAH MENDORONG DEMOKRASI
Apakah pemilu 2009 ini dapat mendorong demorasi di negeri ini. Dengan diterimanya suara terbanyak dalam pemilu kali ini, sebagai satu langkah maju mendorong demorasi. Namun ini harus dibarengi dengan pengawasan yang lebih ketat lagi, baik dari panwaslu maupun dari semua stakeholder karena potensi kecurangan pada pemilu kali ini diyakini masih tinggi.
Setiap calon pasti akan berlomba-lomba untuk mendapatkan suara dan sudah pasti, cara-cara (lama) yang kurang beradap akan dilakukan. Serangan Fajar, Serangan tengah malam, serangan siang bolong, dll sudah pasti tidak terhindarkan.
Untuk entry data, dari pihak panwaslu juga harus bekerja ekstra keras karena data-data bisa dimanipulasi untuk memperjuangkan calon tertentu. Karena berdasarkan pengalaman, rekap data dari TPS dengan data di kecamatan berbeda sehingga begitu dimasukkan kedalam komputer tidak cocok.
Perseteruan akhir-akhir ini antara beberapa (elit) partai politik harus juga dicermati oleh bangsa ini. Iklan-iklan beberapa partai politik di televisi, banyak tidak sesuai dengan realitas yang terjadi di lapangan. Apakah semua ini hanya sekedar "lip service" belaka?. Masyarakat yang menentukan sendiri.
SIAPA MENABUR, DIA MENUAI
Ketika bincang-bincang dengan warga di beberapa desa di Kabupaten Minahasa Utara, mereka mengatakan bahwa pemilu hanya sekedar " rutinitas" pesta demokrasi lima tahunan. Pestanya yang muncul tetapi demokrasinya tidak sama sekali. Sehingga menurut mereka, siapa yang selalu menabur sudah dipastikan dia akan menuai. Ini bukan berarti kami menjual harga diri kami tetapi relitas yang ada bahwa siapa pun yang terpilih dan duduk sebagai anggota legislatif yang terhormat sudah pasti lupa dengan kami. Pernyataan ini seharusnya menjadi entry point untuk para anggota legislatif dan Partai politik untuk selalu ingat dengan konstituennya. Jangan hanya ingat studi banding saja.
LOVE "N" PEACE
Walau sebelum pemilu sudah ada perseteruan elit politik namun sebaiknya pemilu ini berlangsung dengan damai dan penuh cinta. Yang kalah harus mengakui kekalahan, janganlah mengerahkan massa demi tujuan yang tidak beradab. Supaya kemenangan Yesus Kristus melawan dosa dan maut didalam paskah ini menjadi kemenangan kita bersama. S a l a m
0 komentar:
Posting Komentar