Rabu, 25 Maret 2009
Kamis, 19 Maret 2009
ENGLISH SONGS
Om Ungke, salah satu warga desa Budo, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.Sehari-hari bekerja sebagai nelayan tradisional. Setiap pulang dari melaut, beliau selalu mendengar musik/lagu dari CD Player yang dibeli oleh anaknya. Dan lagu kesukaan Om Ungke adalah lagu barat alias english Song.
Kalau Sudah mendengar lagu barat, biasanya terhanyut dan beliau biasa memutar volumenya sekeras mungkin; maklum telinganya sedikit halo-halo alias 'pongoh' istilah orang Manado. Kalau sudah mendengar musik/lagu barat ini, para tetangga sudah mulai marah-marah.Tetapi mereka tidak menyampaikan hal ini pada Om Ungke.
Suatu kali, karena sudah tidak bisa menahan kemarahan mereka, para tetangga Om Ungke langsung mendatangi dan menegur dia agar tidak usah mendegar lagu barat.Mendengar teguran dari tetangganya, Om Ungke langsung marah dan berkat dengan logatnya yang khas " Keode, so nya mengerti lei, so nembole dengar"
Rabu, 04 Maret 2009
GOOGLE TAHU AJA
Mencari sesuatu sekarang di Internet, dengan menggunakan google search, memang begitu mudah. Pokoknya, apa yang ada dipikiran, begitu diketik dan Search, langsung keluar. Mulai dari peraturan, proposal proyek, proposal penelitian dan sebagainya, semua ada di google search.
Seorang teman saya bernama Seno, baru mulai mengenal dunia komputer dan internet.Mengetik masih menggunakan sebelas jari bukan sepuluh jari, apalagi bahasa Inggris.Istilah Orang Manado, masih patah-patah alias buka kamus.
Dari kekurangtahuan ini, Seno berusaha tetap belajar internet.Pagi itu,Seno datang lebih awal ke kantor dan mulai menghidupkan komputer dan internet.Begitu masuk ke websitenya google,dia langsung mengetik 'xxxxx'yang keluar ternyata situs porno.'wah' Betapa senangnya dia, karena google pun bisa membaca otaknya yang memang selalu ngeressssss.
Minggu, 01 Maret 2009
VOX POPULI, VOX DIABOLI
Suara rakyat pada hakekatnya adalah suara Tuhan. Atau yang selalu dibahasakan oleh para politisi adalah Vox populi, Vox Dei. Tapi menjadi pertanyaan untuk saya secara pribadi, dan mungkin juga anda yang sempat membaca tulisan ini, kenapa menjadi Vox Populi, Vox Diaboli?
Calon Legislatif yang begitu banyak, dalam pemilu kali ini dan diterimanya suara terbanyak oleh Mahkamah Konstitusi, menimbulkan persaingan antar caleg, baik caleg dari dalam partai sendiri maupun dengan caleg yang berasal dari partai lain. Persaingan ini bisa memunculkan persaingan yang tidak sehat. Politik uang ( money politic) sudah pasti muncul ditengah krisis keuangan saat ini. Dengan demikian, sudah pasti tidak bisa mendorong demokrasi karena demokrasi saat ini 'Talking Demokration only not working demokration'
Harga-harga sembako, semakin melambung tinggi walau harga BBM sudah diturunkan, sedangkan harga komoditas pertanian seperti kelapa (kopra) tidak juga membaik harganya. Sekitar Rp.3.300 sampai Rp.3.500/kg. Yang pasti kehidupan para petani pun tetap tak menentu untuk memperbaiki ekonomi rumah tangga. Pada hal, mereka adalah pekerja keras termasuk nelayan dan kaum buruh. Untuk mereka yang berprofesi sebagai PNS ( Pegawai Negeri Sipil), akan melonjak kegirangan karena pada bulan juli ini, gaji mereka akan dinaikkan sebesar 20%. Itulah janji salah satu capres. Tujuannya, sudah pasti mendapat dongkrakan suara dalam pilpres mendatang. Apakah ini tidak termasuk dalam politik uang? Anda yang menetukan sendiri. Tapi yang jelas untuk pemilu kali ini, Vox populi, Vox Diaboli "Suara Rakyat adalah Suara Setan" karena bisa dibeli dengan uang.
Read more...